Sword of the Sea adalah game terbaru dari Giant Squid Studio, developer di balik Abzû dan The Pathless. Game ini menawarkan pengalaman eksplorasi penuh gaya, dengan fokus pada gerakan bebas, lanskap memukau, dan pesan lingkungan yang kuat.
Pemain memulai perjalanan sebagai sosok misterius yang terbangun oleh setetes air di dunia tandus yang kehilangan lautan. Gurun luas dalam game ini menjadi simbol desertifikasi dan krisis iklim. Namun, dengan pedang yang berfungsi sebagai papan seluncur, pemain bisa mengembalikan kehidupan ke dunia yang gersang.
Gerakan berselancar ini bukan sekadar mekanik keren, tapi juga menyampaikan pesan penting: bahkan tindakan kecil bisa membawa perubahan besar bagi lingkungan.
Inti dari Sword of the Sea adalah eksplorasi. Pemain akan:
Meluncur di atas bukit pasir.
Menjelajahi bioma ekstrem.
Berselancar di tulang makhluk raksasa.
Mengalami momen tenang, seperti menumpang penyu terbang atau melihat fauna akuatik melayang di udara.
Kontras antara aksi cepat dan ketenangan visual menciptakan pengalaman yang unik dan emosional.
Seperti halnya Abzû, game ini tidak mengandalkan dialog. Sebaliknya, lore dunia, dewa, dan perang masa laludisampaikan melalui potongan simbolis yang tersebar di peta. Setiap pemain bebas menafsirkan makna ceritanya sendiri, menjadikannya pengalaman personal yang berbeda-beda.
Meski durasi gameplay inti sekitar 3 jam, Sword of the Sea memiliki nilai replay tinggi:
Mengejar skor dan trik baru.
Menikmati kembali sensasi berselancar bebas.
Menyelami detail artistik dunia yang kaya simbolisme.
Terinspirasi seni simbolis, Sword of the Sea menggambarkan lautan yang hilang namun bisa dipulihkan di bawah lapisan pasir. Pesan ini terasa relevan dengan perubahan iklim dunia nyata: bumi menghadapi tantangan ekstrem, tetapi setiap langkah kecil dari individu dapat membawa harapan untuk masa depan lebih baik.