10 Fakta Radiata Stories, JRPG Underrated yang Harus Kamu Coba

---

Kamu memasuki dunia Radiata Stories tanpa ekspektasi terlalu tinggi tapi dalam hitungan menit, kamu bakal menyadari bahwa ini bukan JRPG biasa. Kombinasi dunia hidup penuh NPC, pilihan moral yang menyayat, humor ringan, dan sistem pertarungan real‑time membuat pengalaman bermain terasa segar. Kalau kamu penikmat RPG dengan karakter unik dan eksplorasi mendalam, game ini bisa jadi mutiara tersembunyi yang pantas diperhatikan.

1. Platform Klasik Dari Era PS2 Tapi Tetap Relevan

Radiata Stories adalah game untuk konsol PlayStation 2, dikembangkan oleh tri‑Ace dan diterbitkan oleh Square Enix. Dirilis pertama kali di Jepang tanggal 27 Januari 2005, dan menyusul di Amerika Utara pada 6 September 2005. Meskipun termasuk game lawas, atmosfer, cerita, dan karakter‑karakternya tetap terasa segar jika kamu menikmati sensasi JRPG klasik.

2. Dunia Hidup Dengan NPC yang Punya Rutinitas Sendiri

Salah satu fitur paling khas dari Radiata Stories adalah dunia yang “hidup”. NPC (non‑player characters) di kota dan desa memiliki rutinitas harian: mereka punya rumah, pekerjaan, dialog, dan jadwal harian masing‑masing. Kamu bisa menemui mereka saat tidur, bekerja, atau sekadar jalan‑jalan di kota. Rasanya seperti kamu benar‑benar tinggal di dunia Radiata, bukan sekadar berjalan dari misi ke misi.

3. Cara Absurd Tapi Menghibur: Kamu Bisa Menendang Apa Saja

Berbeda dengan banyak RPG pada masanya, di Radiata Stories kamu bisa “kick almost anything” dari furnitur, kursi, meja, sampai NPC. Kadang dari tindakan iseng itu kamu bisa mendapatkan barang tersembunyi, mata uang lokal, atau malah memancing duel jika kamu menendang NPC terlalu banyak. Kalau kamu menang, kamu bisa mendapatkan item, uang, atau pengalaman tapi kalau kalah? Tenang, kamu tidak langsung kalah dari permainan. Fitur ini menjadikan eksplorasi terasa lebih santai, lucu, dan tak terduga.

4. Pertarungan Real‑Time Dengan Kontrol Langsung Pada Karakter Utama

Tidak seperti banyak JRPG yang memakai sistem pertarungan turn‑based, Radiata Stories mengusung combat real‑time. Saat bertarung, kamu mengontrol langsung pergerakan dan aksi karakter utama karakter lainnya dikendalikan oleh AI. Menu hanya muncul ketika permainan dijeda. Kamu juga bisa memberi perintah ke tiap anggota party dan mengatur formasi lewat sistem “Link System”. Sistem ini memberi sensasi aksi yang lebih “hidup” dan responsif menambah dinamika dibanding RPG berbasis giliran.

5. Lebih Dari 175 Karakter Bisa Direkrut

Dalam Radiata Stories, kamu bisa merekrut ratusan karakter ke “Friends List”  beberapa sumber menyebutkan sampai 175–177 karakter yang bisa direkrut. Tapi karena game punya dua jalur cerita berbeda (human path vs non-human path), kamu tidak akan bisa merekrut semuanya dalam satu permainan. Itu artinya, jika kamu benar‑benar pengin “melengkapi” koleksi karakter, kamu harus main lebih dari sekali menambah replay value dan rasa penasaran.

6. Dua Jalur Storyline Berbeda Human Path dan Non‑human Path

Salah satu poin paling menarik: di tengah jalan cerita, kamu akan diminta memilih pihak manusia atau non‑manusia (elf, orcs, goblins, dsb). Pilihan ini sangat memengaruhi bagaimana cerita berkembang, karakter mana yang bisa kamu rekrut, area yang bisa diakses, serta ending yang kamu dapatkan. Dengan demikian, Radiata Stories memberi kesempatan bagi kamu untuk melihat dua sisi konflik dan menambah rasa emosi & kedalaman cerita.

7. Konflik Ras dan Tema Toleransi Manusia vs Fairy Creatures

Dunia Radiata dibangun dengan latar di mana manusia dan makhluk “fairy” (elf, orcs, goblins, dwarves, dll.) dulu hidup berdampingan. Namun seiring waktu konflik muncul, memunculkan ketegangan antara ras. Kamu sebagai pemain memegang kendali: melalui keputusanmu, kamu memilih untuk berpihak ke manusia atau non‑manusia sebuah konflik moral dan pilihan yang tidak bisa dianggap enteng. Tema ini terasa relevan dan memberi bobot lebih pada cerita, membuat kamu bukan sekadar lewat cerita fantasy biasa.

8. Musik dan Suasana Ringan Kombinasi Antara Serius dan Humor

Soundtrack Radiata Stories digarap oleh komposer terkenal, Noriyuki Iwadare. Alih‑alih menghadirkan suasana gelap atau melankolis, musiknya kadang ceria, ringan, bahkan kadang jenaka, sesuai nuansa dunia dan karakter. Banyak dialog dan interaksi NPC yang diselingi humor menjadikan game terasa segar dibanding JRPG berat pada zamannya. Jika kamu bosan dengan RPG serius penuh intrik dan tragedi, Radiata Stories bisa jadi oase untuk mood yang lebih santai.

9. Replay Value Wajib Main Lebih dari Sekali playthrough

Dengan dua jalur cerita, ratusan karakter yang bisa direkrut, serta banyak quest dan dialog tambahan dari NPC, Radiata Stories menawarkan replay value tinggi. Area‑area tertentu, karakter tertentu, dan ending tertentu hanya bisa diakses dengan keputusan spesifik artinya, jika kamu ingin mengeksplorasi semua kemungkinan, kamu harus bermain ulang sekali atau bahkan beberapa kali. Bagi pemain yang suka menyelami dunia secara menyeluruh (lore, karakter, quest sampingan), hal ini jadi daya tarik besar.

10. “Underrated gem” Layak Mendapat Perhatian Kembali

Walaupun saat dirilis game ini mendapat sambutan campuran di barat, tapi seiring waktu, banyak gamer menyebutnya sebagai hidden gem dari era PS2 terutama bagi kamu yang menghargai kebebasan eksplorasi, karakter unik, humor, dan pilihan moral. Dengan berbagai aspek unik yang ditawarkannya dari mekanik mengejutkan seperti tendangan objek sampai dunia yang hidup Radiata Stories tetap relevan untuk dimainkan sekarang, terutama bagi penggemar JRPG yang mencari pengalaman berbeda.

Kalau kamu tertarik, mungkin ini saatnya menggali kembali dunia Radiata siapa tahu kamu malah jatuh cinta seperti banyak fans yang sekarang menghargainya sebagai salah satu JRPG underrated terbaik di PS2.

Nantikan informasi-informasi menarik lainnya dan jangan lupa untuk ikuti Facebook dan Instagram Dunia Games ya. Kamu juga bisa dapatkan voucher game untuk Mobile Legends, Free Fire, Call of Duty Mobile dan banyak game lainnya dengan harga menarik hanya di Top-up Dunia Game.