Mokushiroku no Yonkishi: Sekuel The Seven Deadly Sins yang Berdiri Sendiri

Mokushiroku no Yonkishi: Sekuel The Seven Deadly Sins yang Berdiri Sendiri

Anime & Manga
23 October 2025
31 views

Membuat sekuel dari seri legendaris bukanlah hal mudah. Harapan tinggi dari penggemar, bayang-bayang kesuksesan masa lalu, dan perbandingan yang tak ada habisnya sering kali menjadi tantangan besar bagi kreator. Namun, Mokushiroku no Yonkishi atau The Seven Deadly Sins: Four Knights of the Apocalypse berhasil mematahkan stigma tersebut. Manga dan anime karya Nakaba Suzuki ini menjadi contoh nyata bagaimana sebuah sekuel bisa tumbuh dengan identitasnya sendiri, tanpa kehilangan akar dari dunia Nanatsu no Taizai.

Kisah Baru di Dunia Lama

Cerita Mokushiroku no Yonkishi berlangsung beberapa tahun setelah akhir kisah utama The Seven Deadly Sins. Dunia Britannia kini hidup damai di bawah pemerintahan Raja Arthur. Namun di balik kedamaian itu, tersimpan rahasia gelap yang perlahan terungkap. Fokus utama cerita berpusat pada Percival, seorang bocah polos yang hidup tenang di Gunung Dewa. Takdir kemudian menuntunnya keluar dari tempat itu untuk memulai perjalanan penuh misteri, bahaya, dan penemuan jati diri.

Berbeda dengan Meliodas yang penuh karisma dan pengalaman, Percival adalah karakter yang polos dan lugu. Ia bukan pahlawan kuat sejak awal, tetapi tumbuh seiring perjalanan. Hal ini menjadikan seri ini terasa lebih manusiawi dan dekat dengan penonton. Pertumbuhan emosional dan moral Percival menjadi inti dari cerita, membuat setiap episode terasa hangat dan bermakna.

Perbedaan Gaya Cerita dan Nuansa Emosi

Jika Nanatsu no Taizai dikenal dengan tema dosa, pengampunan, dan aksi epik bercampur humor, maka Mokushiroku no Yonkishi menawarkan sesuatu yang berbeda. Seri ini lebih tenang dan reflektif, mengutamakan perkembangan karakter dan misteri dunia yang terungkap secara perlahan.

Ada nuansa dongeng fantasi klasik yang terasa kuat. Penonton diajak menebak identitas asli Empat Ksatria Kiamat dan hubungan mereka dengan generasi sebelumnya. Meski masih memiliki adegan pertarungan seru dan momen lucu, seri ini juga menghadirkan lapisan emosional yang lebih dalam.

Kualitas Adaptasi Anime yang Lebih Baik

Adaptasi anime-nya dikerjakan oleh Telecom Animation Film, studio di balik Lupin III dan Tower of God. Hasilnya, kualitas animasi kali ini jauh lebih baik dibandingkan musim-musim terakhir The Seven Deadly Sins yang sempat menuai kritik.

Dunia Britannia kini tampil lebih hidup, penuh warna, dan detail. Desain karakter yang lebih muda serta ekspresif membuat perjalanan para tokoh terasa segar. Adegan aksi dan sihir juga disajikan dengan visual yang lebih halus, menjadikan pengalaman menonton lebih imersif.

Identitas Sendiri dan Warisan dari Masa Lalu

Salah satu kekuatan terbesar Mokushiroku no Yonkishi adalah kemampuannya untuk berdiri sendiri. Meski beberapa karakter lama seperti Meliodas, Elizabeth, dan Ban masih muncul, mereka tidak mendominasi cerita. Fokus tetap pada generasi baru: Percival, Lancelot, Tristan, dan Gawain.

Manga ini tidak sekadar meniru formula lama, tapi memperluas dunia Nanatsu no Taizai dengan semangat baru. Suzuki menghadirkan pesan penting bahwa warisan sejati bukan hanya soal kekuatan, tapi juga nilai dan semangat yang diwariskan antar generasi.

Mokushiroku no Yonkishi berhasil membuktikan bahwa sekuel bisa punya jiwa dan karakter unik. Ceritanya matang, karakternya segar, dan kualitas produksinya meningkat signifikan. Baik bagi penggemar lama The Seven Deadly Sins maupun penonton baru, seri ini menawarkan petualangan yang hangat, menyentuh, dan penuh makna.

Jangan lupa ikuti terus kabar terbarunya di akun resmi dan media sosial Dunia Games. Kamu juga bisa top up voucher game seperti Mobile Legends, Free Fire, atau Call of Duty Mobile dengan harga terbaik di Top-up Dunia Games!