Kisah Team TLPH Jaypee di MPL PH Season 16 menjadi salah satu cerita paling inspiratif di dunia esports Mobile Legends: Bang Bang. Di usia yang dianggap sudah “senja” untuk pemain profesional, Jaypee justru tampil luar biasa dan membuktikan bahwa pengalaman bisa menyaingi bahkan mengalahkan muda dan agresifnya pemain baru. Baru saja membawa Team Liquid PH menjuarai MPL PH Season 16 dengan kemenangan telak 4-0 atas Aurora Esports di grand final, Jaypee menunjukkan bahwa dirinya masih pantas disebut sebagai salah satu roamer terbaik di dunia.
Bagi banyak penggemar, kemenangan ini bukan sekadar trofi tambahan untuk Team Liquid PH — tapi juga simbol dari ketekunan, konsistensi, dan dedikasi Jaypee sepanjang kariernya. Di tengah banyaknya kritik dan keraguan publik, pemain berusia 28 tahun ini membalik semua pandangan negatif itu menjadi bukti nyata lewat performa luar biasa sepanjang musim.
Perjalanan Jaypee tidak mudah. Ia pernah diragukan, diremehkan, bahkan dituduh mendapat “jalur spesial” karena hubungan pribadinya. Namun, semua tekanan itu justru menjadi bahan bakar baginya untuk terus berkembang. Kemenangan kali ini menjadi pembuktian besar bahwa Team TLPH Jaypee masih punya api kompetitif yang menyala.
Di laga grand final melawan Aurora Esports, Jaypee benar-benar menunjukkan kelasnya sebagai roamer veteran. Rotasinya rapi, inisiasi teamfight-nya presisi, dan komunikasinya jadi pondasi utama permainan Team Liquid PH. Meski sorotan publik sering tertuju kepada bintang seperti KarlTzy, Oheb, Sanji, atau Sanford, Jaypee diam-diam menjadi sosok penting yang menyatukan semuanya.

Di usia 28 tahun, Jaypee kembali berdiri di puncak MPL PH dan mengangkat trofi MPL kelimanya — prestasi yang hanya bisa dicapai segelintir pemain di dunia. Ia bukan sekadar juara, tapi juga dinobatkan sebagai MVP Grand Final, berkat penampilan luar biasa yang membawa Team Liquid PH menang tanpa balas 4-0 atas Aurora Esports.
Yang membuat pencapaian ini semakin luar biasa adalah bagaimana Jaypee mampu bangkit dari badai kritik sejak awal bergabung dengan TLPH. Banyak fans meragukan dirinya karena dianggap tak pantas menggantikan Yawi sebagai roamer utama. Bahkan, ada yang menuduh Jaypee hanya dipilih karena merupakan suami dari Head of Esports Team Liquid PH.
Namun, Jaypee tak membalas dengan kata-kata — ia membalas dengan permainan. Setiap rotasi yang tepat waktu, setiap teamfight yang dimenangkan, dan setiap kemenangan yang diraih menjadi bukti tak terbantahkan. Tekanan tak membuatnya runtuh, justru membentuknya jadi lebih kuat. Mental baja itu menjadi salah satu faktor utama di balik kekuatan Team TLPH Jaypee musim ini.
Selama kariernya, Jaypee sudah meraih hampir semua gelar bergengsi di MLBB. Ia pernah mengangkat trofi M-Series, MSC, dan kini menambah daftar panjang prestasinya dengan gelar MPL kelima. Catatan ini membuatnya menjadi salah satu pemain paling berprestasi di dunia MLBB.
Kemampuan Jaypee beradaptasi terhadap berbagai META juga patut diacungi jempol. Dari roamer inisiator seperti Khufra dan Atlas, hingga support fleksibel seperti Angela atau Diggie, Jaypee selalu tahu apa yang dibutuhkan tim untuk menang. Adaptabilitas itu pula yang menjadikan Team TLPH Jaypee selalu satu langkah lebih maju dibanding lawan-lawannya musim ini.
Yang membedakan Jaypee dari banyak pemain muda lainnya adalah ketenangan dan ketangguhannya secara mental. Ketika banyak pemain goyah karena tekanan publik, Jaypee tetap fokus. Setiap kesalahan menjadi pelajaran, dan setiap kekalahan menjadi bahan refleksi. Pola pikir veteran itulah yang membuatnya terus relevan di tengah persaingan yang semakin ketat.
Dalam beberapa wawancara, Jaypee sering menegaskan bahwa yang terpenting baginya adalah kerja sama tim. “Saya tidak perlu jadi yang paling menonjol, yang penting tim menang,” ujarnya. Kerendahan hati itulah yang membuat rekan-rekannya di TLPH sangat menghormatinya dan menjadikannya figur pemersatu di tim.
Sinerginya dengan KarlTzy musim ini juga menjadi salah satu yang terbaik di scene MPL PH. Koordinasi jungler dan roamer mereka sangat mulus, menciptakan ruang bagi Oheb dan Sanji untuk bersinar, sementara Sanford menjadi tulang punggung pertahanan tim.
Kini, fans mulai melihat Jaypee bukan hanya sebagai veteran, tetapi juga sebagai legenda hidup yang mengubah pandangan soal umur dalam esports. Ia membuktikan bahwa pengalaman dan disiplin bisa menandingi refleks cepat para pemain muda.
Kemenangan di MPL PH Season 16 bukan hanya trofi tambahan bagi Jaypee, tapi juga validasi. Bukti nyata bahwa kerja keras dan dedikasi jangka panjang masih sangat berarti di dunia kompetitif yang keras ini. Dari sosok yang dulu diragukan, Jaypee menjelma menjadi simbol ketekunan dan daya tahan seorang pemain sejati.
Kini, dengan semua gelar yang telah ia raih, Jaypee menjadi inspirasi bagi banyak pemain lain yang takut “terlambat” untuk bersinar. Ia menunjukkan bahwa selama masih ada semangat dan kemauan untuk berkembang, waktu bukanlah musuh.
Bagi Team Liquid PH, kehadiran Jaypee adalah anugerah. Ia bukan hanya pemain berpengalaman, tetapi juga pemimpin yang membawa stabilitas dan semangat juang ke dalam tim.
Dan ketika ia kembali mengangkat trofi dengan senyum lebar, Team TLPH Jaypee menjadi bukti nyata bahwa legenda sejati tak pernah pudar — mereka hanya berevolusi. Jaypee telah menulis kisah luar biasa bahwa usia bukan batasan, melainkan bukti kematangan menuju kehebatan sejati.
Nantikan informasi-informasi menarik lainnya dan jangan lupa untuk ikuti Facebook dan Instagram Dunia Games ya. Kamu juga bisa dapatkan voucher game untuk Mobile Legends, Free Fire, Call of Duty Mobile dan banyak game lainnya dengan harga menarik hanya di Top-up Dunia Game.