Prediksi Game Awards 2025: Perebutan Game of the Year Tanpa GTA 6

Prediksi Game Awards 2025: Perebutan Game of the Year Tanpa GTA 6

Berita
29 October 2025
16 views

Perebutan Game of the Year 2025 Jadi Lebih Ketat

Tahun ini, The Game Awards ke-11 yang akan digelar pada 11 Desember 2025 diprediksi bakal menjadi salah satu yang paling sulit ditebak. Alasannya sederhana: Grand Theft Auto 6, yang awalnya diyakini bakal mendominasi, resmi ditunda perilisannya hingga tahun 2026. Tanpa kehadiran raksasa Rockstar itu, panggung penghargaan tahun ini terasa lebih terbuka bagi banyak judul besar dan indie ambisius.

Seperti biasa, panel juri Game Awards terdiri dari media game internasional, dengan 10% suara tambahan dari voting penggemar. Berdasarkan tren sebelumnya, game dengan skor Metacritic di atas 90, narasi kuat, dan genre RPG atau action-adventure biasanya punya peluang besar menyabet Game of the Year (GOTY). Sementara itu, game multiplayer dan indie kadang kesulitan menembus dominasi game AAA — meskipun ada pengecualian, seperti It Takes Two pada 2021.

Kandidat Terkuat GOTY 2025

1. Clair Obscur: Expedition 33
Menjadi kejutan besar tahun ini, RPG ambisius dari Sandfall Interactive ini mencuri perhatian berkat kombinasi visual memukau, sistem pertarungan turn-based inovatif, dan cerita filosofis yang kuat. Meskipun berasal dari studio kecil, banyak kritikus menilai Expedition 33 sebagai kandidat terkuat GOTY. Tantangan utamanya hanyalah jangkauan audiens yang belum sebesar game AAA.

2. Hollow Knight: Silksong
Setelah penantian panjang, sekuel Hollow Knight akhirnya rilis dan langsung disambut positif. Silksong menawarkan gameplay cepat, dunia misterius, dan tantangan brutal khas Team Cherry. Namun, kesulitannya yang tinggi bisa membuat sebagian juri ragu menjadikannya pemenang utama.

3. Donkey Kong Bananza
Nintendo membawa kembali maskot klasiknya dengan nuansa modern. Donkey Kong Bananza tampil penuh warna dan nostalgia, tapi seperti biasa, genre platformer keluarga sering kali kurang mendapat perhatian dalam penghargaan bergengsi.

4. Death Stranding 2: On the Beach
Karya terbaru Hideo Kojima ini kembali memecah opini. Beberapa memuji narasi dan sinematografi luar biasa, sementara yang lain menilai temanya terlalu filosofis. Popularitas Kojima bisa jadi keunggulan, tapi juga bisa menimbulkan kesan bias.

5. Split Fiction
Dari Hazelight Studios, kreator It Takes Two, datang proyek co-op baru yang menggabungkan elemen puzzle, sinematografi interaktif, dan tema eksistensial. Meski gameplay-nya dipuji, ceritanya yang abstrak bisa jadi penghalang utama untuk memenangkan GOTY.

6. Kingdom Come: Deliverance 2
Sekuel RPG realistis ini hadir dengan skala dunia lebih luas dan cerita historis mendalam. Namun, reputasi politik kreatornya sempat menuai kontroversi, yang bisa memengaruhi persepsi juri.

Kuda Hitam dan Calon Kejutan

Beberapa judul lain seperti Avowed, Indiana Jones and the Great Circle, Despelote, Monster Hunter Wilds, dan Blue Prince masih berpotensi mengejutkan. Walau peluangnya kecil untuk merebut GOTY, mereka bisa bersaing di kategori lain seperti Best Art Direction atau Best Narrative.

Selain itu, beberapa game yang belum rilis juga mulai mencuri perhatian, termasuk Hades 2, Keeper dari Double Fine, dan Ghost of Yōtei, yang digadang-gadang sebagai penerus spiritual Ghost of Tsushima.

Tahun Tanpa Raksasa, Tahun Penuh Kejutan

Absennya GTA 6 ternyata membawa warna baru di dunia penghargaan game. Untuk pertama kalinya dalam satu dekade, peta persaingan terasa benar-benar terbuka. Baik game indie, studio menengah, maupun raksasa lama punya peluang yang hampir seimbang.

Jika harus menebak, Clair Obscur: Expedition 33 sejauh ini jadi favorit utama, tapi pesaing seperti Silksong, Death Stranding 2, dan Deliverance 2 siap mengguncang hasil akhir. Apa pun hasilnya, satu hal pasti: Game Awards 2025 akan jadi ajang paling seru dan tak terduga dalam sejarahnya.